Kita percaya bahwa islam adalah
satu-satunya agama yang di ridhai Allah SWT dan tidak ada agama lain yang Allah
kehendaki selain Islam. Sehingga pada hakikatnya mempercayai artinya menyadari
bahwa apa yang di firmankan oleh Allah adalah mutlak benar. Segala hal tentang
janjinya kita percaya, segala hal tentang aturannya (seharusnya) kita terima. Seperti firman
Allah dibawah ini :
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan
untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS. Al Ma’idah: 3)
Sempurna, Ya!! agama ini sudah
sempurna yang artinya tidak ada tandingan lagi, tidak ada bandingan lagi dan
tidak ada celah untuk diperdebatkan.
Cukup, apa lagi yang harus kita
takutkan jika Allah sudah memberi jaminan kecukupan kepada kita?? Kaya belum
tentu cukup namun cukup sudah pasti….cukup (ngarep ya dibilang kaya?? hehe).
Padahal tidak ada lagi tolak ukur jika Allah sudah mencukupi kita.
Ridha, ini yang seharusnya kita
cari didalam hidup yang fatamorgana, berharap ridha Allah. Mau diberi kekayaan,
diberi pangkat, kedudukan, popularitas dan sebagainya tapi jika Allah tidak
ridha, Nothink !!.
“Katakanlah: “Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah:
“Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang kafir”.” (QS. Ali Imran: 31-32)
Masalahnya kita tidak utuh
percaya pada apa yang telah Allah janjikan kepada kita yaitu berupa ketenangan,
kemenangan, dan kemantapan dalam menjalani hidup ini. Lihat saja umat ini yang
masih banyak percaya dengan takhayul, mengkeramatkan makam, memberi sesajian,
meminta doa di makam orang-orang yang diangap keramat, dan lain sebagainya yang
intinya mencari tandingan selain Allah (syirik). Padahal Allah sudah menegaskan
dalam banyak surat tentang bahayanya syirik seperti terjemahan beberapa surat
dibawah ini :
“Barangsiapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”
(QS. An Nisa’: 116)
“Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka
kerjakan.” (QS. Al An’am: 88)
“Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolong pun.” (QS. Al Maidah: 72)
Bersambung....!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar